DUNIA sempat geger dengan istilah “Trump Effect”, yakni dampak dari kebijakan kontroversial Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap perekonomian dan geopolitik global. Banyak negara dibuat kalang kabut oleh tarif perdagangan, perang dagang, dan sikap proteksionis AS. Tapi, bagaimana dengan Indonesia?
Dalam sudut pandang pengamat ekonomi nasional, Peri Akri Domo, dampak “Trump Effect” terhadap Indonesia justru tidaklah seburuk yang dibayangkan. Bahkan, ia menyebutnya sebagai “kejut positif” yang bisa membangkitkan potensi Indonesia yang selama ini tertidur.
Bukan Sekadar Efek, Tapi Momentum
Menurut Peri Akri, kebijakan Trump bisa menjadi tamparan yang membangunkan “macan Asia” yang terlalu lama terlelap. Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki pasar domestik yang besar, dinilai memiliki daya tahan ekonomi yang tak bisa diremehkan. Alih-alih panik, justru saatnya Indonesia mengoptimalkan potensinya—bukan hanya mengejar efisiensi, tapi meraih kemandirian.
“Optimalisasi, bukan efisiensi. Inilah narasi penyelamat Indonesia dari badai ekonomi global,” ujarnya.
Tarif Tinggi: Bencana atau Peluang?
Salah satu langkah nyata Trump yang sempat membuat heboh adalah kenaikan tarif impor AS sebesar 32% terhadap produk dari Indonesia. Ini merupakan respons atas tarif 64% dari Indonesia terhadap produk impor dari AS. Meski terlihat saling membalas, Domo menilai ini justru memberi peluang Indonesia untuk memperkuat pasar dalam negerinya sendiri.
“Dengan struktur ekonomi domestik yang lentur—cenderung ‘mistis’ dan unik—Indonesia punya kekuatan tersembunyi yang tidak terlihat di permukaan,” tambahnya.
Terima Kasih Trump?
Secara mengejutkan, Peri Akri Domo bahkan mengajak rakyat Indonesia untuk bersyukur atas dampak kebijakan Trump. Menurutnya, ini menjadi pengingat dan pemicu bagi bangsa untuk bangkit menuju era keemasan.
“Indonesia terlalu besar untuk dikecilkan, terlalu kuat untuk dilemahkan, dan terlalu kaya untuk dimiskinkan oleh satu efek kebijakan luar negeri,” tegasnya.
Menuju Indonesia Digdaya
Peri Akri optimis bahwa Indonesia akan mampu menghadapi krisis global, apapun bentuknya. Kuncinya terletak pada pengelolaan kekayaan alam, pemberantasan korupsi, dan penegakan etika bisnis. Dengan pasar domestik yang besar dan semangat rakyat yang tinggi, Indonesia dinilai siap menjadi negara digdaya yang berdaya.
Trump Effect, dalam kacamata yang lebih luas, bukanlah ancaman mutlak bagi Indonesia. Justru ini bisa menjadi momentum untuk membangkitkan potensi dalam negeri yang selama ini belum dioptimalkan. Seperti kata Peri Akri, “Yang terlihat, tak selalu seperti kenyataannya.”
Penulis : Peri Akri Domo
Komentar Anda :