SUARAaktual.co | Solo,_ Julita Hayati, seorang lifter difabel dari Riau, mencatatkan sejarah dengan meraih medali emas pada ajang Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XVII 2024 di kelas 50 kg.
Prestasi ini diraih Julita setelah berhasil mengangkat total berat 224 kg, mengalahkan pesaing terdekatnya, Fitriah dari Kalimantan Timur, yang harus puas dengan medali perak dengan total angkatan 133 kg.
Keberhasilan ini sangat berarti bagi Julita, mengingat ini adalah medali emas pertamanya di ajang Peparnas. Sebelumnya, ia telah dua kali berpartisipasi di Peparnas, pada tahun 2016 dan 2021, namun hanya mampu meraih perak pada edisi terakhir.
"Senang bisa dapat emas dan perunggu," ujar Julita dengan penuh kegembiraan.
Perjuangan panjangnya selama ini akhirnya terbayar dengan medali emas yang telah diimpikannya.
Julita, yang masuk dalam kategori Tuna Daksa, mengalami kecacatan pada kaki sejak kecil akibat polio. Meski begitu, semangat dan tekadnya untuk terus berprestasi tidak pernah pudar.
Dukungan dari keluarga, terutama ayahnya, sangat berperan dalam keberhasilannya. Julita bercerita bahwa setelah meraih emas, ia langsung menerima telepon dari sang ayah, yang memberikan ucapan selamat dan dukungan.
"Papa saya yang ada sekarang. Kalau ibu ngak ada lagi," ungkap Julita dengan penuh haru.
Tidak hanya sang ayah, pacar Julita juga memberikan ucapan selamat yang membuat suasana semakin bahagia. "Habis ayah nelpon, pacar yang ucapin," tuturnya sambil tertawa.
Selain emas, Julita juga berhasil meraih medali perunggu di kategori angkatan terbaik kelas 50 kg, dengan angkatan terbaik 79 kg. Emas di kategori ini diraih oleh Sutiayah dari Yogyakarta dengan angkatan terbaik 86 kg, sementara perak jatuh kepada Nurul Amalliyah dari Sumatera Utara yang mengangkat 80 kg.
Pelatih Julita, Lana Yana, mengaku sangat bersyukur dengan hasil yang diraih atletnya. "Puji syukur bisa meraih emas. Target kita awalnya perak saja," kata Lana.
Meski awalnya tidak menargetkan emas, Julita berhasil melampaui ekspektasi dan membuktikan kemampuannya. Lana juga menambahkan bahwa Julita sebenarnya bisa meraih perak di kategori angkatan terbaik, namun kurang percaya diri untuk meningkatkan angkatannya pada kesempatan terakhir.
Dengan pencapaian ini, Julita Hayati tidak hanya membanggakan Riau, tetapi juga menginspirasi banyak orang dengan semangat pantang menyerahnya.
Medali emas yang diraihnya di Peparnas XVII 2024 menjadi bukti bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berprestasi di tingkat nasional.
(md)
Komentar Anda :