Executive Forum SEVIMA, Ratusan Rektor Rumuskan 3 Tips Kampus Agar Digandrungi Gen Z
SUARAaktual.co | Surabaya,_ Saat ini pihak sekolah sedang dalam proses penerimaan siswa baru. Namun sayangnya, sekolah swasta terus mengalami kekurangan siswa, dengan penurunan jumlah siswa sebesar 15% setiap tahunnya.
Fenomena ini sangat disayangkan karena tujuan Indonesia Emas 2045 membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Demikian disampaikan Dr. Budi Djatmiko, Presiden Persatuan Perguruan Tinggi Swasta, saat acara SEVIMA Executive Forum, Kamis 1 Agustus 2024 kemarin.
Budi Djatmiko menilai fenomena tersebut tidak lepas dari perbedaan demografi calon pelajar yang kini masuk dalam generasi Z (remaja kelahiran tahun 1997 hingga 2012). Oleh karena itu, sekolah harus segera beradaptasi agar bisa dicintai oleh Generasi Z.
"Sekolah bahkan negara harus mengambil sikap agar kualitas pendidikan Indonesia tidak menurun. Dari 4.500 institusi di Indonesia, hanya sekitar 100 yang merupakan sekolah negeri. Jadi, kalau sekolah swasta kekurangan kandidat, berarti kualitas pendidikan menurun dan Indonesia kekurangan sumber daya manusia yang unggul!," kata Budi Djatmiko.
Diselenggarakan di Ballroom Santika Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, bersama ratusan kepala sekolah dari seluruh Indonesia, Forum Eksekutif SEVIMA membahas tantangan pendidikan tinggi dan bagaimana sekolah dapat beradaptasi menjawab kebutuhan dan harapan Generasi Z sebagai calon mahasiswa. Berikut tiga tipsnya:
1. Pahami Gen Z dan Konteks Tantangan di Era Digital
Menurut Budi Djatmiko, adaptasi harus dimulai dari perubahan pola pikir para pemimpin agama sekolah. Jika generasi sebelumnya mempelajari cara membuat robot dan teknologi digital, maka generasi sekarang sudah mengetahuinya baik sejak lahir maupun sejak kecil.
Jadi, Gen Z tentu saja menantikan pembelajaran dalam ekosistem yang didukung teknologi.
"Saya mempelajari mesin bubut, pengelasan, elektronika, dan teknologi ketika saya masih kuliah. Generasi sekarang sudah mengenal teknologi sejak kecil. Bahkan robot kini terlihat seperti manusia. Oleh karena itu, sekolah juga harus mampu memberikan pengalaman pembelajaran yang relevan dengan kehidupan Generasi Z yang melek digital. Sekolah swasta harus beradaptasi dengan fenomena ini dan Negara harus mendukung sekolah swasta," katanya.
2. Membangun Reputasi Kampus
Setelah Anda memahami konteksnya, tips kedua adalah menunjukkan kepada publik bahwa kampus Anda mampu menawarkan ekosistem dan fasilitas digital yang kuat. Dengan cara ini, kampus menjadi lebih menarik bagi Gen Z.
Dr. Wikan Sakarinto misalnya menunjukkan bagaimana Akademi Inovasi Indonesia menerapkan Teaching Factory.
Berdasarkan konsep tersebut, kurikulum mahasiswa dirancang dengan fokus pada praktik, dan hasil magangnya menjadi produk yang dapat dijual langsung di berbagai media sosial. Pada akhirnya, kampus yang dikelolanya populer di kalangan pelamar bahkan berhasil menawarkan biaya kuliah gratis.
"Gen Z tidak bisa lagi didikte, disuruh, atau diberitahu mana yang benar atau salah. Tapi dia perlu diajak langsung untuk praktik, dan praktiknya adalah pengalaman profesional ,” kata Wikan.
Berbagai pengalaman dalam meningkatkan reputasi kampus juga dibahas dalam SEVIMA Executive Forum.
Profesor Ahmad Jazidi, Ketua LPT Nahdlatul Ulama Jawa Timur, membangun kepercayaan terhadap kualitas kampus dengan meraih sertifikasi unggul dari pemerintah hanya 10 tahun setelah berdiri.
Profesor Sri Gnani dan Profesor Supraput dari ITS Surabaya berbagi pengalamannya dalam mengeluarkan penghargaan UNESCO dan menciptakan berbagai inovasi kekayaan intelektual (HAKI).
Dalam kesempatan itu, Dr. Sukadiono, Ketua Pemerintah Daerah Muhammadiyah Jawa Timur, berbagi pengalamannya menjadi sponsor Persebaya Football Club dan menyebarkannya melalui berbagai media sosial.
Sementara itu, Bapak Endang Kusmana dari Universitas Teknologi Negeri Ketapang berbagi bagaimana teknologi digital dapat menjadi kebanggaan bagi calon mahasiswa jarak jauh (3T) dalam memutuskan studi.
"Ketika kampus kita memperkenalkan teknologi digital, itu menjadi suatu kebanggaan. Masyarakat bangga mendaftar di Universitas Teknologi Negeri Ketapang karena Universitas Teknologi Negeri Ketapang sudah digital," kata Endang.
3. Mengembangkan perkuliahan berbasis AI
Kecerdasan buatan atau yang biasa dikenal dengan istilah kecerdasan buatan (AI) sebaiknya juga digunakan di perguruan tinggi. Ini adalah tips ketiga yang dibahas di SEVIMA Executive Forum.
Selain itu, menurut CEO SEVIMA Sugiant Halim MMT, AI dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan. Kemampuan kehadiran berbasis AI diperkenalkan oleh SEVIMA untuk mendukung lokasi kampus.
Selain itu, SEVIMA juga memperkenalkan Edlink for Business (platform pembelajaran korporat) dan kemampuan SPMI (penjaminan mutu internal kampus).
"Melalui ketiga fitur tersebut, SEVIMA berupaya memberikan alternatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi Gen Z," kata Halim.
Senada, Rektor ITS Surabaya Bambang Pramjati mengatakan penggunaan AI di kampus Ia menekankan pentingnya mahasiswa tidak dikenalkan AI di kampus, mengatakan bahwa penelitian AI berasal dari sumber yang tidak tepat dan tidak sejalan dengan etika akademis.
"Pembelajaran kecerdasan adalah penting dan fitur-fitur baru, ceramah dan kursus, yaitu bisnis digital, "akan terus mempromosikan penggunaan AI untuk kemajuan pendidikan," pungkas Bambang.
(kom/rd)
Komentar Anda :