Pilihan Editor Galeri Foto AdvertorialPopular
   
 
Dilema Parbetor Sidimpuan Ditengah Pandemi Covid-19
Jumat, 29 Oktober 2021 - 12:24:15 WIB
Parbetor kota Padangsidimpuan usai di wawancarai Awak media suaraaktual.co. (foto/ist)
TERKAIT:
   
 

SUARAaktual.co | Padangsidimpuan-
Becak vespa di Kota Padangsidimpuan adalah salah satu alat transportasi yang sudah cukup lama digunakan jasanya oleh warga masyarakat. Beca Vespa yang juga merupakan ciri Khas kota Padangsidimpuan ini diperkirakan saat ini jumlahnya mencapai ribuan.

Kalau becak vespanya saja mencapai ribuan, tentunya pengemudi becaknya pun harus mencapai ribuan juga. Namun nyatanya  penumpang tidak berimbang dengan jumlah becak yang beroperasi di kota Padangsidimpuan. Tak jarang para Parbetor ini mengeluh dengan keadaan yang serba sulit, ditengah pandemi Covid-19. Mau banting stir mencari kerjaan lain juga sulit karena minimnya lapangan kerja (terkhusus di Kota Padangsidimpuan), tidak ada pilihan lain, selain bertahan menjadi Parbetor. Dari pada ikut meramaikan pengangguran yang setiap tahun semakin bertambah. "demikian diutarakan para Parbetor kepada awak media saat berbincang bincang di pangkalan becak biasa mereka mangkal. 

Seperti menurut salah satu Parbetor (Penarik becak bermotor (bahasa daerah, sebutan kepada pengemudi becak -Red) Ucok (50) warga Sadbuan kepada awak media,  menurutnya pengemudi becak vespa di Kota Padangsidimpuan kedepannya kehidupannya akan semakin suram dan serba sulit, apalagi pengemudi tersebut tidak memiliki usaha lain atau usaha sampingan. Bagaimana tidak lihat aja terkadang dalam 1 hari kita mangkal cuma dapat 3 sampai 4 tarik.

"Biasa dek, dapat 100 ribu, sekarang dapat 40 ribu saja (empat tarik) susah, mau pulang saja takut, karena tidak dapat uang, ucapnya berseloroh sambil tersenyum.

Ditanya kenapa tidak keliling mencari penumpang, Ucok menyebut lebih memilih ngetem karena tidak mau ambil resiko membakar bahan bakar saja ucap pria 4 anak yang menjadi pengemudi becak mulai dari  tahun 1984.

"Saya jadi parbetor mulai dari tahun 1984, jalan belum ada semulus ini, harga harga onderdil untuk vespa pun masih terjangkau, ujarnya seraya berharap kepada Pemerintah kota agar mengawasi pun mengontrol harga harga kebutuhan (onderdil) untuk becak yang saat ini tergolong mahal.

Sementara Bang kumis (sapaan akrab parbetor) menceritakan bahwa dulu jadi pengemudi becak lumayan pendapatnya. Kejar setoran ke rumah untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak tertutupi, apalagi betor tidak sebanyak sekarang.

“Kalau jaman sekarang, rata-rata masyarakat Padangsidimpuan, sudah memiliki sepeda motor. Pastinya masyarakat yang menggunakan jasa becak pasti semakin menurun, apalagi ditambah dengan adanya, delivery, ”ujar Kumis yang mengaku sudah menggeluti pekerjaan itu lebih 30 Tahun lamanya.

Diceritakannya juga bila mereka sama-sama pengemudi becak, pas ngetem (parkir menunggu penumpang), pastinya banyak keluh kesahnya. Mulai dari penumpang yang sulit di dapatkan, setoran kerumah, setoran sewa ke pemilik becak.

“Belum lagi yang kita hadapi penumpang yang banyak tawarannya. Harga BBM naik pasti ada efeknya bagi kita. Banyaklah cerita keluh kesa kita, kalau jumpa sesama pengemudi”katanya.

Melihat dilema sebagai pengemudi becak pada jaman sekarang Kumis sangat berharap sekali bila Pemimpin Daerah memikirkan tentang lapangan pekerjaan di Padangsidimpuan ini seandainya bila becak tidak beroperasi lagi suatu saat. 

Di katakannya juga di Kota Padangsidimpuan ini bila sudah tamat dari SMU dan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, banyak juga yang ujung ujungnya jadi pengemudi becak pun kerja bangunan.

“Maka dari itu pemangku kepentingan, dinas dinas terkait di kota tercinta ini sangat diharapkan dapat memberikan solusi dan  program program yang betul berpotensi meningkatkan ekonomi kami para parbetor, apalagi menurut kami becak mesin vespa sudah termasuk ikon kota Padangsidimpuan, kami sangat harapkan itu apalagi di tengah pandemi Covid -19 saat ini, pungkasnya.


(D/***)






Loading...




 
Berita Lainnya :
  • Pagi Ini Hotspot di Provinsi Riau Nihil, dan Pulau Sumatera Ada 14
  • Diacara HLM TPID, Bupati Tapsel Tegaskan Agar Jaga Kestabilan Harga dan Ketersediaan Bahan Pokok
  • Sofyan Adil Pimpin LPTQ Tapsel, Bupati Dolly Harap Pengurus LPTQ Dapat Menjalankan Tufoksi
  • Bupati Tapsel Hadiri Halal bi Halal Akbar di Sipirok
  • Ini Pesan Bupati Tapsel Saat Hadiri Sosialisasi Optimalisasi Zakat, Infaq Dan Shodaqoh
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
     
    Redaksi - Disclaimer - Pedoman Berita Siber - Tentang Kami - Info Iklan
    © 2016-2024 SUARAAKTUAL.CO, all rights reserved