Pilihan Editor Galeri Foto AdvertorialPopular
   
 
Hikmah Ramadhan
Rasululullah SAW Mengkhawatirkan Empat Penyakit yang Bisa Melanda Umat Islam
Senin, 18 Mei 2020 - 07:52:11 WIB

TERKAIT:
   
 

SUARAAKTUAL.CO | PEKANBARU - Salah satu wujud kesayangan dan kecintaan Rasulullah SAW kepada umatnya adalah pesan beliau dalam sabdanya: ''Hal-hal yang paling aku khawatirkan melanda umatku ialah besar perut, banyak tidur, pemalas, dan lemah keyakinan.'' (HR Daruquthni dari Jabir).

Hadis di atas merupakan kekhawatiran Rasulullah SAW akan penyakit-penyakit yang dapat menjangkiti umatnya dan menyebabkan umat ini menjadi umat yang kalah dan tidak memiliki kehormatan. Penyakit-penyakit tersebut sejatinya menjadi perhatian dan kewaspadaan kita sebagai umat Islam.

Besar Perut
Besar perut. Besar perut artinya lebih mementingkan urusan perut dan keduniawian. Orang yang terjangkit penyakit seperti ini tidak segan-segan menghalalkan segala cara untuk memperoleh apa yang diinginkannya. Dan, jika umat telah terjangkit penyakit ini, niscaya akan hilanglah kehormatan umat dan akan mengundang datangnya azab yang dahsyat.

Untuk itu, Allah memberikan petunjuk beharga bagi kita bahwa kesenangan dan kehidupan dunia adalah sementara dan tidak kekal. Akhiratlah tempat yang paling kekal.

Allah SWT berfirman, ''Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka, tidakkah kamu memahaminya?'' (QS 6:32).

Banyak Tidur
Banyak tidur adalah juga penyakit. Penyakit ini menyebabkan orang kehilangan produktivitasnya dalam bekerja. Selain itu, bahaya yang paling utama adalah orang-orang tersebut dapat meninggalkan kewajibannya dalam beribadah.

Padahal, Rasulullah, para sahabat, dan orang-orang saleh selalu mencontohkan untuk menyedikitkan tidur dan meraih keutamaan ibadah pada sepertiga malam terakhir.

Firman Allah SWT, ''Hai orang yang berselimut, bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan.'' (QS 73:1-4).

Pemalas
Malas menyebabkan seseorang kehilangan kreativitasnya dan membuang-buang waktu secara percuma. Jika umat terjangkit penyakit ini, maka kehancuran dan kemunduran umat Islam adalah keniscayaan.

Sementara Islam sangat menghargai kerja. Dalam sistem teologi Islam keberhasilan manusia dinilai di akhirat dari hasil amal dan kerja yang dilaksanakannya di dunia.

Menurut Nurcholish Madjid, dalam bukunya yang berjudul Islam Agama Kemanusiaan, etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu kepercayaan seorang Muslim, bahwa kerja mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh perkenan Allah Swt. Berkaitan dengan ini, penting untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya, Islam adalah agama amal atau kerja (praxis).

Artinya, hamba mendekati dan berusaha memperoleh ridha Allah melalui kerja atau amal saleh, dan dengan memurnikan sikap penyembahan hanya kepada-Nya.

Lemah Keyakinan
 
Penyakit ini menyebabkan seseorang tidak memiliki pendirian yang tetap. Jika umat terjangkit penyakit ini, maka umat akan sangat mudah diprovokasi dan diadu domba oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Setiap orang Islam akan mengatakan bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah amat indah, sejuk, menjadikan orang damai, dan selalu membawa rakhmat bagi seluruh alam. Tidak akan mau dikatakan bahwa, Islam adalah ajaran yang menyebabkan timbulnya kekerasan, permusuhan, dan apalagi peperangan. Islam disebut selalu membawa pada kehidupan yang damai, adil, rukun, dan sejahtera.

Namun pada kenyataannya di kalangan umat Islam muncul aliran, kelompok, madzhab, organisasi yang beraneka ragam. Tidak jarang masing-masing merasa bahwa kelompoknya saja yang benar, harus diikuti, dan unggul.

Sedangkan kelompok lain dianggap keliru dan bahkan sesat. Siapa saja yang tidak sama dengan dirinya dan atau kelompoknya dianggap bukan bagiannya. Maka, di kalangan umat Islam menjadi tidak mudah dipersatukan.

Maka jika keyakinan umat tidak kuat pada agamanya tentu akan mudah dipecah belah dan dia pun tidak mengerti harus berpegang kemana, akhirnya tidak ada pendirian dan pergi kemana orang kuat membawanya. Akhirnya, rusaklah hidupnya, rusaklah agamanya.***





Loading...




 
Berita Lainnya :
  • Bupati Fasilitasi Pembuatan e-KTP Bagi Siswa SMAN Sederajat se-Tapsel
  • Bersama Koptan Bupati Tapsel Tanam Perdana Bibit Varietas Unggul di Sipirok
  • Ciptakan Lokasi Latihan yang Nyaman, Atlit dan Pengurus NPC Riau Bersihkan Sarana dan Prasarana
  • Warga Mengeluh Pustu Kampung Tarutung Tak Aktif
  • ABRI Manunggal, Masyarakat Sekayan Merasa Terlindungi Dari Intimidasi
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
     
    Redaksi - Disclaimer - Pedoman Berita Siber - Tentang Kami - Info Iklan
    © 2016-2024 SUARAAKTUAL.CO, all rights reserved