Pilihan Editor Galeri Foto AdvertorialPopular
   
 
Makan Sahur Itu Berkah, Dilakukan Saat Orang Saleh Memohon Ampunan Allah
Kamis, 07 Mei 2020 - 08:14:44 WIB

TERKAIT:
   
 

SUARAAKTUAL.CO | PEKANBARU - Makan atau minuman yang  dilakukan pada akhir malam dinamakan sahur, berasal dari kata sahar (akhir malam). Bagi orang Arab, perbuatan makan sahur itu sendiri disebut “suhur”. Makan sahur dikatakan memiliki keberkahan karena dilakukan pada saat orang-orang saleh memohon ampun.

Nabi Muhammad SAW menjelaskan, “Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makanan sahur terdapat berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits lainnya, “Makan sahur adalah makan penuh berkah …” (HR. Ahmad). Hadits pertama memberi informasi keberkahan itu ada pada makanannya sedangkan hadits kedua dalam aktivitasnya.

Ada keberkahan sahur. Pertama, dari segi waktu adalah pada saat Allah SWT melimpahkan ampunan. Kedua, materi yang dikonsumi dan perbuatannya itu sendiri dipenuhi dengan keberkahan. Bahkan cara melakukannya sunah diakhirkan. “Tiga hal yang termasuk akhlak para Rasul (salah satunya) …mengakhirkan sahur …” (HR. Thabrani).

Dari segi materi, sahur dibolehkan kendati hanya dengan seteguk air. Nabi SAW bersabda, “Sahur adalah makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan walaupun salah seorang dari kalian hanya minum seteguk air, karena Allah  dan para malaikat bershalawat atas orang-orang yang bersahur.” (HR. Ahmad).

Namun seperti halnya berbuka, makanan sahur terbaik adalah kurma. Nabi SAW bersabda, “Sebaik-baik makanan sahur seorang mukmin adalah kurma.” (HR. Abu Daud). Dalam hadits lain, Nabi SAW tidak menyebut jenisnya, “Siapa yang ingin berpuasa hendaklah makan sahur dengan sesuatu.”  (HR. Ahmad). Inilah keluasan dan keluwesan titah Nabi SAW.

Keberkahan sahur lainnya adalah jadi pembeda antara puasa kita dengan puasa umat para Nabi pada masa lalu. Seperti disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 183 puasa juga diwajibkan kepada umat sebelum kita.

Nabi SAW, “Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan sahur.” (HR. Muslim).

Keberkahan sahur dalam konteks ini adalah sama seperti yang dipahami secara umum. Pertama,  bertambahnya kebaikan. Kedua, kontinunya kebaikan. Ketiga, banyaknya rezeki. Rezeki yang dimaksud bukan hanya uang, namun lebih dari itu ilmu, hikmah, keimanan, dan kesehatan. Makan sahur terkait erat dengan kondisi kesehatan badan sepanjang siang.

Terakhir, selesai makan sahur bukanlah kembali tidur. Zaid bin Tsabit berkata, “Kami makan sahur bersama Nabi SAW kemudian beliau shalat”. Lalu aku bertanya, “Berapa lama jarak antara adzan Subuh dan Sahur?” Nabi SAW menjawab, “Sekadar 50 ayat.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini adalah titah mengakhirkan sahur agar tidak ada peluang untuk tidur lagi.***/rol





Loading...




 
Berita Lainnya :
  • Bupati Fasilitasi Pembuatan e-KTP Bagi Siswa SMAN Sederajat se-Tapsel
  • Bersama Koptan Bupati Tapsel Tanam Perdana Bibit Varietas Unggul di Sipirok
  • Ciptakan Lokasi Latihan yang Nyaman, Atlit dan Pengurus NPC Riau Bersihkan Sarana dan Prasarana
  • Warga Mengeluh Pustu Kampung Tarutung Tak Aktif
  • ABRI Manunggal, Masyarakat Sekayan Merasa Terlindungi Dari Intimidasi
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
     
    Redaksi - Disclaimer - Pedoman Berita Siber - Tentang Kami - Info Iklan
    © 2016-2024 SUARAAKTUAL.CO, all rights reserved